Apa Itu STATE..??
State di kamus punya makna beragam. State bisa diartikan wilayah. Istilah state digunakan di kalangan psikologi pertama kali adalah dalam Transactional Analysis untuk menggambarkan keadaan pemikiran , perasaan dan kecenderungan untuk bertindak.
State merupakan istilah yang sering ditemui dalam pembahasan NLP. State merujuk pada sejumlah proses neurological (gestalt of neurological processes) yang berlangsung pada diri seseorang yang terus berlangsung dari waktu ke waktu. Sebuah state adalah gabungan dari kondisi fisik dan mental yang mendasari seseorang dalam berperilaku. Selain itu, state dimana seseorang berada adalah merupakan reaksi bawah sadar terhadap apa yang dialami saat itu. Dalam NLP ,STATE atau lengkapnya STATE OF MIND adalah keadaan menyeluruh antara tubuh dengan keadaan neurologisnya yang berupa pikiran, perasaan dan kecenderungan untuk bertindak bahkan tindakan.
STATE ini akan saling mempengaruhi dengan Posisi Tubuh, Pikiran, Perasaan dan Tindakan yang dilakukan.
Perhatikanlah Kondisi Fisik (Raga) orang yang sedang gembira, kecewa, marah, menahan geram, sedih, menangis, putus asa. Setiap STATE ternyata mempunyai kapling raganya masing-masing. Karena itu para aktor dan aktris professional mudah untuk mendapatkan STATE tertentu hanya dengan mengubah dan meng-Olah Raga saja.
Sepanjang hari setiap orang akan bergerak melalui serangkaian state, yang mana beberapa diantaranya positif dan beberapa diantaranya negatif. State yang positif akan membuat seseorang bersemangat dan bersumber daya sedangkan state yang negatif akan membuat orang tidak bersemangat dan kurang bersumber daya.
Dalam NLP, state positif sering disebut sebagai Resource State (ketika orang merasa luar biasa dan memiliki pilihan-pilihan yang bersumber daya) dan state negatif sering disebut sebagai Stuck State (ketika orang sadar bahwa hanya tersedia sedikit pilihan atau bahkan tidak ada pilihan sama sekali).
Kesuksesan dan kebahagiaan seseorang sangat ditentukan oleh state orang tersebut pada waktu dimana ia sedang berada. Apabila ia berada dalam state yang bersumber daya maka mood-nya akan bagus dan dengan sendirinya apapun yang dilakukan oleh dirinya akan terasa mudah dan menyenangkan.
Ambil contoh seorang murid sekolah yang sedang menghadapi ujian, apabila murid tersebut berada dalam state yang positif dan bersumber daya maka murid tersebut akan dapat mengerjakan soal-soal yang diberikan dengan tenang, mudah dan menyenangkan. Selain itu, probabilitas dirinya untuk mendapatkan nilai yang bagus akan lebih tinggi dibandingkan dengan murid lain yang tidak mempersiapkan dirinya dengan baik yang mana hal ini menyebabkan dirinya tidak berada dalam state yang bersumber daya.
State yang positif dan bersumber daya adalah pintu gerbang bagi setiap individu untuk meraih kesuksesan dan kebahagiaan dalam hidupnya. Orang yang dari bangun tidur telah memiliki state yang positif dan bersumber daya cenderung memiliki performa yang tinggi di hari itu. Namun, bagi orang yang dari pagi sudah memiliki state yang tidak bagus maka kemungkinan besar akan menimbulkan mood yang jelek bagi orang tersebut dan perilaku yang ditimbulkan cenderung bergerak menjauhi kesuksesan dan kebahagiaan yang diinginkan.
Terdapat dua hal penting yang dapat mempengaruhi state seseorang secara instant, yaitu:
- Physiology / Postur Tubuh
Dengan menyadari postur tubuh (kinestetik) pada waktu dimana seseorang berada dan melakukan penyesuaian atas postur tubuh tersebut maka akan merubah state orang tersebut dari stuck state menuju resourceful state. - Internal Representation
Internal Representation adalah persepsi yang ada dalam pikiran seseorang mengenai “dunia luar” yang diwakilkan oleh gambar (visual), suara (auditory), perasaan (kinesthetic), penciuman (olfactory), dan pengecapan (gustatory). Dengan merubah internal representation dalam pikiran seseorang maka sebuah state juga dapat berubah secara cepat.
Selain mempengaruhi state, physiology dan internal representation juga saling mempengaruhi satu sama lain atau disebut dengan cybernetics loops. Hal ini disebabkan karena “Mind and body is part of the same system”, yang artinya: pikiran dan badan adalah bagian dari sistem yang sama yang saling mempengaruhi satu sama lain. Apa yang terjadi dengan pikiran akan mempengaruhi badan jasmani.
Ambil contoh orang yang pikirannya sedang marah, maka secara otomatis terjadi perubahan pada badan jasmaninya dalam tingkatan tertentu, misalnya: degup jantung lebih cepat, muka memerah, tengkuk terasa tegang, dan lain sebagainya. Demikian juga sebaliknya, apa yang terjadi dengan badan jasmani juga akan mempengaruhi pikiran, contohnya: orang yang sedang sakit gigi akan menyebabkan pikiran orang tersebut uring-uringan.
State Inteligence
Adalah kecerdasan manusia di level Meta yang merupakan perpaduan dari Multiple Inteligence manusia. Kecerdasan ini yang sangat berperan dalam mengatur dan memanajemeni keseluruhan kecerdasan dan State dirinya sehingga selalu dalam kondisi yang prima dalam setiap situasi dan kondisi. Bahkan dalam beberapa aspek tertentu kita dapat mengaktifkan dan mengarahkan kecerdasan somatic kita untuk melakukan penyembuhan pada dirinya sendiri.
Kecerdasan untuk mengatur dan mengendalikan state kita juga sangat berpengaruh terhadap sejauhmana keberhasilan kita dalam mencapai Outcome kita (Outcome Thinking). Outcome Thinking merupakan satu dari empat filosofi Neuro Linguistic Programming (NLP). Dasar pemikiran utamanya ada dua.
Pertama :
bila seseorang berada pada kondisi yang tidak diinginkannya (present/problem state), ia harus merespon dengan bertanya: kondisi seperti apa yang diinginkannya (desired state)? Mencari solusi untuk mengatasi setiap problem adalah seperti berpikir di luar kotak, sebaliknya, semakin lama terpaku pada persoalan atau hal-hal yang tidak diinginkan dapat membuat persoalan menjadi semakin berat dan sulit ditangani. Sebagai contoh, bila seseorang sedang menderita sakit kepala, ia dapat memilih untuk terus-menerus merasakan penderitaannya hingga rasa sakit itu menjadi hiperbola atau meminum obat penahan sakit, kemudian mengalihkan pikirannya pada hal-hal yang menyenangkan agar dapat “melupakan” gangguan sakit kepala tersebut.
Kedua :
melibatkan kecerdasan pikiran bawah sadar sehingga kita dapat menjiwainya. Bila kita telah dapat menjiwai apa yang kita inginkan—meskipun belum terjadi, maka keinginan tersebut akan berbalik menuntun perilaku kita. Gol adalah apa yang kita rancang dengan menggunakan kecerdasan kognitif, analisis, dan logis, sedangkan outcomes adalah akibat atau hasil dari tercapainya suatu gol. Supaya pernyataan gol dapat diterapkan maka perlu disusun dalam format yang terstruktur yang disebut well-formed dan mengikuti modus operandi pikiran bawah sadar yang cerdas.
Cara menyenangkan yang sering saya gunakan untuk mengilustrasikan goal dengan outcome adalah dehidrasi di siang yang terik, segelas air yang memberi efek kesegaran. Bayangkanlah bahwa Anda sedang berkelana di padang pasir dan suatu malam Anda tertidur pulas, dan tidak tahu kalau seseorang telah mencuri persediaan air minum Anda. Keesokan harinya Anda melanjutkan perjalanan. Karena teriknya matahari di padang pasir tak terperikan, Anda segera mengalami dehidrasi, luar biasa haus; kerongkongan Anda kering, mulut Anda terasa tebal, lidah Anda terasa kaku dan bibir-bibir Anda mulai meretak. Anda berada dalam problem state dan jelas Anda menginginkan—sangat menginginkan—air! Anda tahu bagaimana rasanya air segar membasahi bibir-bibir, mulut dan melewati kerongkongan Anda (future pace). Gol atau tujuan Anda sangat jelas: air! Anda beruntung, bertemu dengan rombongan kafilah dan mereka memberi Anda sekendi air. Gol Anda tercapai. Setelah meminum secukupnya, Anda merasa segar (outcome).
Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut ini :
- “Saya ingin hidup tenang, damai dan bahagia”
- “Saya ingin menjadi orang sukses dan kaya raya”
- “Saya ingin menjadi orang yang terkenal”
- “Saya ingin melakukan sesuatu yang menarik”
- “Saya ingin disukai dan dikagumi banyak orang”
- dll.
Pikiran manusia hanya bisa merespon berbagai hal yang dapat direpresentasikan secara jelas oleh alat indra. Karena itu berbagai hal yang diinginkan sebaiknya dibuat sespesifik mungkin sehingga alat indra dapat mengenali, memahami dan merasakannya dengan baik sehingga pikiran dapat dengan mudah dan focus membantu untuk mewujudkannya. Seperti halnya jika Anda akan pergi ke sebuat tempat yang belum pernah Anda kunjungi sebelumnya, maka jika Anda memiliki peta yang baik, jelas dan lengkap dengan berbagai keterangan atau petunjuk yang diperlukan, tentu Anda dapat memulai menempuhnya hingga sampai ditempat yang dimaksud dengan lebih mudah dan cepat.
Jika yang Anda inginkan adalah Tenang, Damai dan Bahagia, tentu Anda harus dapat mendefinisikan dan menggambarkan apa yang dimaksud dengan Tenang, Damai, dan Bahagia itu ? Apakah yang dimakasud dengan Tenang itu adalah diam dan tidak melakukan apapun ? Apakah tenang itu artinya dapat menerima keadaan dan apapun yang terjadi dan akan terjadi dalam kehidupan Anda ? Atau tenang itu … ? Ya, renungkan dan kemudian sedapat mungkin Anda mendefinisikannya secara jelas dan sespesifik mungkin dalam bentuk materi ataupun berbagai aktivitas sehingga Anda bisa memulai untuk menindak lanjutinya.
Tenang, Damai dan Bahagia itu bisa jadi hanyalah suatu state atau kondisi tertentu akibat dari suatu reaksi kimia dalam tubuh. Dimana rekasi kimia ini dapat dipicu dan dipengaruhi oleh “makanan, minuman, obat-obatan, dll” serta “persepsi pikiran”. Tentu saja persepsi dapat dipenguruhi oleh “internal dialog atau internal proses”, maupun oleh “berbagai fakta kejadian dan pengalaman yang datang dari faktor eksternal”. Hubungan ini bisa berlangsung secara timbal balik. Karena itu jika Anda menginginkan kondisi itu, maka buatlah outcome-outcome riil yang mungkin dapat membuat Anda mamasuki kondisi itu.
Jika suatu outcome tidak dibuat secara spesifik, hanya berupa suatu pernyataan yang menyatakan suatu kondisi, bisa jadi pikiran menterjemahkan dan mengarahkannya kepada berbagai hal yang mengarah pada terwujudnya kondisi yang dimaksud, namun belum tentu hal tersebut berupa sesuatu yang bersifat memberdayakan bahkan bisa jadi kontra produktif. Mungkin saja keinginan Anda untuk tenang bisa mengarahkan Anda pada perilaku atau kebiasaan mengkonsumsi minuman keras atau bahkan mungkin sampai narkoba, dll.
Kalau Anda orang yang super sibuk, sehingga Anda sering merasa jenuh, tidak tenang, tertekan atau stress, mungkin Anda dapat membuat outcome “Saya akan mengurangi aktivitas saya sehingga saya memiliki banyak waktu untuk berkumpul dan bersenang-senang bersama kelurga dan atau teman-teman”.
Kalau Anda merasa orang yang emosional, temperamental atau gampang marah, sehingga hidup Anda penuh dengan konflik, mungkin Anda bisa membuat outcome “Saya ingin lebih banyak bersembahyang, meditasi dan melakukan treatment atau terapi agar bisa lebih sabar dan dapat mengendalikan diri”.
Demikian juga jika yang Anda inginkan adalah sukses dan kaya raya, maka definisikan hal tersebut dengan jelas dan sespesifik mungkin apa yang Anda maksudkan dengan sukses dan kaya raya itu. Misal Anda memiliki simpanan di Bank sebanyak … juta, milyard atau trilyun sebelum usia 50 Tahun. Atau Anda ingin memiliki usaha sendiri di bidang tertentu yang dapat memperkerjakan …. orang dan dapat menghasilkan keuntungan Rp. …. per tahunnya ? Atau apapun itu, sehingga Anda dapat memetakan secara baik serta dapat memulai dan menindak lanjutinya.
Untuk menghadapi suatu outcome yang besar, sebaiknya dipilah-pilah atau dipotong-potong menjadi beberapa atau banyak outcome yang lebih kecil dan bertahap dengan kerangka jangka waktu. Pertimbangkan dan kenali secara baik posisi dan kondisi saat ini (current state), dengan berbagai faktor yang memperkuat maupun yang menghambatnya, sehingga memudahkan untuk bagaimana menindaklanjuti, khususnya berbagai hal yang menjadi langkah awalnya, dan juga untuk dapat mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilannya.
INFO JADWAL WORKSHOP, KLIK DI SINI..
ARTIKEL TERKAIT :
✔ QUANTUM KAROMAH MODELLING (META DTI)
✔ Mempengaruhi Orang Lain dengan Kekuatan Pikiran
✔ State of Mind Control